
Cirebonberitrust.com – Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, telah menginstruksikan kader juru pemantau jentik (jumantik) untuk ditempatkan di setiap desa sebagai langkah untuk mengurangi populasi nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Kami mengintensifkan kembali program ini karena penanganan itu bukan hanya urusan Dinas Kesehatan (Dinkes), semua pihak harus bergerak bersama,” kata Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya di Cirebon, Selasa.
Wahyu menjelaskan bahwa penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD) saat ini merupakan prioritas, mengingat jumlah penderita penyakit ini cukup tinggi di Kabupaten Cirebon.
Baca Juga: BRI Optimis Catat Kinerja Positif dan Strategi serta Inovasi Gemilang di Publik Expose Live 2024
Menurut catatan, hingga minggu ke-35 tahun 2024, Dinkes Kabupaten Cirebon telah menangani 1.400 kasus DBD, dengan enam pasien yang dilaporkan meninggal dunia.
“Maka dari itu kami berupaya untuk mengerahkan kader jumantik supaya populasi dan kasus DBD di Kabupaten Cirebon menurun,” ujarnya.
Wahyu menyatakan bahwa program jumantik dilaksanakan di tingkat desa atau kelurahan. Para kader akan secara teratur memeriksa area yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti genangan air di bak mandi, pot bunga, talang air, dan tempat lainnya.
Selain melakukan pemantauan, ia menambahkan, kader jumantik juga memiliki tugas untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
“Tujuannya agar masyarakat bersama kader jumantik bisa mencegah sebaran sarang nyamuk di sekitar tempat tinggalnya. Minimal tidak ada populasi nyamuk,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, Neneng Hasanah, mengungkapkan bahwa saat ini mereka sedang berupaya untuk menurunkan jumlah kasus DBD agar tidak mengakibatkan korban jiwa.
Dia menambahkan bahwa fokus dari upaya ini adalah pada deteksi dini dan penanganan yang cepat, sehingga tidak ada lagi kasus pasien DBD yang meninggal karena terlambat menerima layanan kesehatan.
Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk lebih proaktif dalam menjaga lingkungan dan memastikan tidak ada tempat yang dapat menjadi sarang bagi nyamuk.
“Setiap keluarga perlu memiliki jumantik yang bertugas memantau jentik nyamuk di sekitar rumah. Dengan langkah ini kami berharap kasus DBD bisa berkurang, terutama di wilayah-wilayah endemis,” ucap dia.***